Selasa, 16 Desember 2014

Sepedahan

                Semangat pagiiiiiiiiii   :-)
      Akhir akhir ini gw lihat antusiasme bersepeda dipabrik tempat gw bekerja naik lagi . Sekarang, beberapa orang rekan rekan kerja di PT. Nestle Indonesia Cikupa Factory tidak malu malu lagi buat bersepeda ke pabrik. Gw pribadi menganggap ini merupakan suatu perkembangan yang positif karena memang di pabrik sendiri sudah lama dicanangkan program " Wellness " buat karyawan karyawannya. Ini salah satu hal yang gw salut dari perusahaan ini. Ada banyak pilihan buat karyawan untuk meningkatkan kebiasaan sehat mereka. Ada fasilitas buat Tenis meja, Fitness, Futsal, Badminton, Renang, Bersepeda sama yang terakhir kelas Yoga. Diluar fasilitas wellness, masih ada fasilitas buat main band dan fasilitas buat yang hobi mancing. Tinggal pilih yang sesuai sama minat karyawan masing masing.
               Kembali ke *Laptop ehh.. sepeda  #Tukul mode on
     Gw sendiri seolah menemukan kembali passion buat " Bike to work " yang sudah 7 tahun mengendap. Yupsss, dulu waktu tahun 2007 gw sempat bersepeda dari rumah ke pabrik. Waktu itu, status gw masih jadi anak harian lepas di Nestle Cikupa. Karena waktu itu, nggak ada temennya, jadinya nggak lama kemudian gowes ke pabrik jadi males terus balik lagi naik angkot hehehehe. Sedih juga kalo inget dulu, diparkiran ngelihat sepeda butut gw nyempil sendiri diantara motor motor karyawan yang lain. Sendirian, kesepian, jomblo kayak yang punya ( jiah, malah curcol jadinya )
Jadinya males kan, apalagi jarak gowesnya lumayan jauh dari Kampung kalapa - Bitung sekitaran 30 km bolak balik. 

     Sekarang, udah enak kalo ngeliat di parkiran ada beberapa sepeda selain sepeda Federal butut gw. Meskipun, sepeda sepeda yang lain jauh lebih bagus dari sepeda gw hehehehehehe. Seneng juga liat ada MTB punya Hepi sama Gupita, City bike nya Wijay, Sepeda Off Roadnya bapake Masrobi yang bannya segede Gaban juga sering kelihatan di parkiran.Yang penting, sepeda butut gw ada temennya, nggak jomblo lagi seperti tahun 2007 dulu. Beberapa kali juga diajakin buat gabung Gowes Club pabrik cikupa tapi masih belum terlaksana.Tapi pengen juga sih gabung kalo waktunya udah pas.
     Kalo disuruh memilih antara motor sama sepeda, gw pribadi lebih suka bersepeda. Selain karena alasan klasik buat kesehatan, mengurangi polusi udara , hemat BBM bla bla bla alasan lainnya. Bagi gw, bersepeda itu mengingatkan kita sama serunya masa masa kecil dulu, waktu pertama belajar sepeda pake sepedanya mbak Yen, anaknya Pak De * maklum, jaman segitu, belum punya sepeda sendiri hehehehe. Lebih bebas buat melihat lingkungan sekitar, lebih asik buat ngecengin cewe cewe dijalan meskipun cewe cewe yang dikecengin itu nggak suka cowo yang bawa sepeda, sukanya sama cowo yang bawa Ninjah wkwkwkwkwkwk. Bagi gw, sepeda itu The Real Raja Jalanan ( Loh kok bisa ??? ). Iya, soalnya nggak pake helm, ngelawan arus , nggak pake spion, nggak bawa surat surat dijamin 100% No Tilang waka waka waka bahkan masih bisa nyengir sama Pak polisi dijalan. Eh, tapi jangan ditiru yah sebaiknya tetep patuhi aturan dijalan.
     Gw jadi pengen beli sepeda lagi yang lebih mantap buat commuting dari rumah - pabrik. Setelah gw searching2 di Mbah Gugel, kayaknya gw tertarik sama varian Sepeda Hybrid. Kenapa Sepeda Hybrid ? Ya karena, tujuan gw beli mau beli sepeda adalah buat commuting di jalanan kota yang beraspal mulus namun kadang kadang juga bikin galau karena banyak lubang sama polisi tidurnya. Buat light off road juga pengennya hehehehehe. Makanya, beberapa waktu ini, gw rajin nyari referensi di internet soal sepeda yang cocok dan hasilnya ya varian Hybrid ini. Dengan pertimbangan utama budget yang tidak boleh lebih dari 3,5 juta akhirnya pilihan gw mengerucut sama 2 merk yaitu United Felipe dan Polygon Hesti eh salah Polygon Heist ding ... Nih penampakannya dari internet :

 
United Felipe Semi road bike nih.. Eye catchy kayaknya

                                                                            VS
Polygon Hesti 3.0

Senin, 08 Desember 2014

Anton, Sakti dan Balada Menurunnya Popularitas Sheila On 7

      Gw sering mendengar ada anggapan bahwa album Sheila On 7 jatuh dipasaran karena keluarnya dua personel awal, mas Anton dan mas Sakti. Atau anggapan bahwa popularitas Sheila On 7 jadi meredup karena pergantian personel dari yang lama jadi formasi baru. Benarkah begitu ???
      Jujur dari dalam hati, gw agak keberatan dengan anggapan tersebut. Tidak adil rasanya. Menurut gw dalam kapasitas sebagai penyuka dan penikmat lagu lagu Sheila On 7, anggapan diatas tidak sepenuhnya benar. Karena gw pikir, kalo pun Sheila On 7 tetap dalam formasi awal sampai hari ini toh nggak ada yang bisa jamin album mereka akan selalu laris di pasaran. Tidak akan ada yang abadi. Yang namanya era keemasan itu cepat atau lambat pasti akan berlalu. " Umur terindah pasti kan berlalu " kalo kata Sheila On 7 dalam lagunya Jalan Terus.
       Sederhananya mungkin begini :
    Mas Anton dan mas Sakti  itu kan cabut dari band di era album pejantan Tangguh, penghujung tahun 2004 sama album 507 ditahun 2006, untuk mas Sakti sedangkan kemunculan mereka itu kan dimulai tahun 1999 . Dalam rentang waktu 7 tahun tersebut, Sheila on 7 telah membuat berbagai pencapaian fantastis yang bahkan belum pernah dilakukan oleh band band yang lebih senior dari mereka. Kondisi ini membuat para personel Sheila On 7 menjadi superstar, semua media memperhatikan mereka, memberitakan mereka bahkan terkadang secara berlebihan ( Over exposed ). Ini yang membuat jenuh dipasaran, sedangkan sifat alami pasaran adalah dinamis, cenderung berubah ubah mengikuti tren yang ada saat itu. Apalagi di ranah musik popular banyak sekali gempuran artis artis baru, band band baru yang silih berganti datang setiap waktu. Mau tidak mau, suka atau tidak perlahan popularitas Sheila On 7 menurun untuk mencari sosok idola baru.
    7 tahun itu bukanlah waktu yang singkat untuk sebuah masa keemasan mengingat bahwa ada banyak sekali band yang datang dengan satu hits kemudian terlupakan. Wajar saja, jika  kemudian Sheila on 7 mulai ditinggalkan oleh pendengar musiman, yang menyukai musik Sheila on 7 hanya saat ketika mereka sedang hype. Satu hal terbaik yang dapat dilakukan oleh Sheila on 7 adalah bertahan ditengah gempuran band band baru, bertahan di tengah seleksi alam bahwa yang berkualitaslah yang akan Everlasting. Dan mereka dapat menjawabnya sekarang dengan jawaban yang sangat elegan, valid dan tak terbantahkan. Mereka menjawab dengan waktu, terbukti sampai sekarang eksistensi mereka tetap diperhitungkan di belantika musik indonesia bahkan sudah layak untuk dijuluki The living legend Band.
     Apalagi mengingat bahwa mas Anton Widiastanto sama mas Sakti Ari Seno itu sesungguhnya bukanlah master mindnya Sheila On 7. Walau gebukan drumnya telah memberi signature yang kuat ditubuh band ini, akan tetapi mas Eross lah yang dirasa paling patut untuk diberi kredit lebih. Beliau lah motor penggerak dari Sheila on 7 meski dari berbagai wawancara do'i menolak untuk disebut sebagai leader dan lebih memilih untuk menempatkan semua anggota band mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Sheila on 7 tetap bisa jalan meski ditinggal mas Anton sama mas Sakti, lain cerita kalo mas eross yang keluar. Tidak bisa dibayangkan bagaimana bila Sheila on 7 tanpa seorang Eross Candra hehehehehe.
     Tulisan ini dibuat bukanlah untuk mengecilkan peran seorang Anton Widiastanto atau mas Sakti ari Seno. Gw secara pribadi juga tetap menganggap mereka sebagai bagian dari Sheila on 7. Lagu ciptaan mas Anton juga keren kok. pake banget malah. Lagu "Mari Bercinta " tak bosan bosan untuk didengarkan berkali kali begitu juga dengan lagu " Coba Kau Mendekat " adalah tipikal lagu yang beda dari lagu lagu Sheila on 7 yang lain. Gw juga sangat mengagumi pattern drumnya mas Anton seperti dilagu " Anugerah Terindah ", " Dan ", atau lagu " Sebuah kisah klasik ". Gw juga mengagumi akting mas Anton di klip " Itu Aku " dan " Pejantan Tangguh " . Keren banget itu. Sumpah !!!
Begitu juga lagu ciptaannya mas Sakti " Buat Aku Tersenyum" menjadi salah satu lagu favorit gw. Faktanya, lagu mas Sakti ini adalah satu satunya lagu Sheila on 7 yang bukan ciptaan mas Eross yang dibikinin video klipnya. Gw juga mengagumi akting " mas sakti yang terlihat sedikit kaku membuat gerabah di Video klip " tunggu aku di Jakarta " tetapi teatap berkesan natural, apa adanya itu . Juga aktingnya di klip " Pejantan tangguh " sebagai The Guru silat ala Si Pitung. mantap lah pokoknya.

Ini nih caption klip " Pejantan Tangguh "
     Hanya gw pikir tidak sepenuhnya benar anggapan bahwa Sheila on 7 sudah habis karena ditinggal personel yang lama ( Mas Anton juga mas Sakti ). Semua hanya karena masalah waktu dan tren pasar saja yang membuat popularitas Sheila on 7 menurun. Sudah menjadi hukum alam bahwa roda hidup akan terus berputar. Semua orang pasti akan mengalami masa kejayaan dalam hidupnya masing masing dalam intensitas yang berbeda. Saat berada diatas, ingatlah suatu saat kita kan turun kembali. jadi, sering seringlah menengok kebawah dan bersyukur.  Akan ada harapan sekali lagi, seperti dulu.